MAKALAH MANUSIA HIDUP DAN KEMATIAN
MAKALAH
MANUSIA, HIDUP DAN KEMATIAN

DOSEN
PEMBIMBING
RATIH
KURNIASIH
DISUSUN
OLEH
Novani
Dwi Sari panjaya
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
TEKNIK
INFORMATIKA
2018/2019
KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT
yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur
atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang manusia, hidup
dan kematian.
Makalah ilmiah ini telah kami
susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga
makalah tentang manusia, hidup dan kematian ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
Depok, 28 Maret
2019
Penyusun
DAFTAR
ISI
BAB
I
PENDAHULUAN
Manusia dan
kematian adalah dua hal yang tidak bias terpisahkan, bak sekeping mata uang
logam, keduanya saling bertautan. Selaras dengan hokum alam -sunnatullah-,
bahwa setiap yang mempunyai jiwa akan mengalami kematian, maka kematian manusia
adalah hal yang pasti dan tidak dapat terelakan.
Kematian
manusia adalah proses yang terus berlangsung. Kematian manusia, karenanya
adalah problem manusia masa lalu, masa kini, dan masa mendatang. Problem
seperti ini kita sebut problem filosofis-eksistensial yang tak kenal Batasan
spasio-temporal. Namun demikian, bingkai historis tetap diperlukan untuk
memberi insight tentang sebab-musabab dan dampak luasnya terhadap keadaan
kemanusiaan.
Dalam makalah ini kami ingin paparkan sekelumit tantang
manusia dan kematian yang meliputi hakekat kehidupan, kematian, keutamaannya
dan persiapan menghadapinya dengan merujuk kepada al-Qur’an dan Hadits.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN HIDUP
Hidup
adalah suatu hubungan pertalian antara ruh dan jasad serta hubungan dan reaksi
antara keduanya. M. Mutawalli Asy-Sya'rawi mengatakan, bahwa kehidupan tidak
terbatas hanya pada kehidupan jin dan manusia, tapi mencakup semua makhluk yang
ada di alam ini. Beliau menganggap salah selama ini orang-orang terlanjur
mendefenisikan makhluk hidup itu sebagai sesuatu yang dapat merasa dan
bergerak, padahal yang sebenarnya makhluk hidup itu semua benda yang dapat
melaksanakan fungsinya di alam ini.
Al
Quran juga menjelaskan bahwa benda padat bisa menangis (QS. Al-Dukhan:29), bisa
mendengar (QS Fushshilat:11) dan bisa berbicara (QS. al-anbiya:79;al-Isra:44).
Tuhan
YME telah menciptakan hambanmya untuk menyembah kepadanya, serta menguji
keimanan nya. Apabila hambanya beriman, maka Tuhan akan memberikan kenikmatan
dan kebaikan di alam akhirat nanti. Namun apabila hambanya tidak beriman dan
selalu berbuat keburukan, maka Tuhan akan memberikan siksa dan kesengsaraan di
alam akhirat nanti.
Firman Allah menerangkan :
Sesungguhnya Kami telah menjadikan
apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah
di antara mereka yang terbaik perbuatannya.(QS. Al-Kahfi: 7)

B.
ARTI HIDUP
Al Qur’an memberikan ajaran tentang arti hidup bahwa
hendaklah menghubungkan dirinya secara langsung kepada Allah dengan cara
melaksanakan hukum-hukum tertulis dalam al quran, dan menghubungkan dirinya
pada masyarakat sesamanya dalam melaksanakan tugas amar makhruf nahi munkar.
DIAlah yang menciptakan kematian dan kehidupan agar
DIA menguji kamu yang mana diantara kamu yang lebih baik perbuatannya, dan DIA
Mulia dan Pengampun. (QS 67/2)
Bahwa Kami menunjukkan garis hukum padanya (manusia
itu), terserah padanya untuk bersyukur atau kafir. (QS 76/3)
C.
TUJUAN HIDUP
Al Qur’an menjelaskan bahwa kehidupan kini bukanlah
akan berlalu tanpa akibat tetapi berlangsung dengan catatan atas semua gerak
zahir dan batin yang menentukan nilai setiap indivisu untuk kehidupan konkrit
nantinya di alam akhirat, dimana kehidupan terpisah antara yang beriman dan
yang kafir untuk selamanya.
Dan
berlombalah kepada keampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya sama dengan
luas planet-planet dan Bumi ini, dijanjikan untuk para muttaqien. (QS 3/133)
Sungguh
kami ciptakan manusia itu pada perwujudan yang lebih baik. Kemudian kami
tempatkan dia kepada kerendahan yang lebih rendah. Kecuali orang-orang beriman
dan beramal shaleh, maka untuk mereka upah yang terhingga. QS 95/4-6)
Dengan
keterangan singkat ini, jelaslah bahwa Al Qur’an bukan saja menjelaskan kenapa
adanya hidup kini, tetapi juga memberikan arti hidup serta tujuannya yang harus
dicapai oleh setiap diri.
Keterangan
Al Qur’an seperti demikian dapat diterima akal sehat dan memang hanyalah kitab
suci itulah yang mungkin memberikan penjelasan demikian.
D.
PENGERTIAN KEMATIAN
Mati
adalah keaadan dimana hubungan antara ruh dan jasad telah terputus. Mati
berbeda dengan tidur , tetapi bisa juga memiliki arti yang sama namun tetaplah
berbeda. Karena tidur adalah keadaan dimana terputusnya hubungan antara
ruh dan jasad, namun bersifat sementara.
Firman Allah menjelaskan :
Allah memegang jiwa (orang) ketika
matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia
tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan
jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan.. Sesungguhnya pada yang demikian
itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (QS.
Al-Zumar: 42)
Sementara
mengenai mati, Munandar Sulaeman mengatakan bahwa kata mati berarti tidak ada,
gersang, tandus, kehilangan akal dan hati nurani, kosong, berhenti, padam,
buruk, lepasnya ruh dari jasad (QS. 2:28; 2:164; 33:52; 6:95).
Ada 3 pengertian kematian yang
sering kita jumpai sehari hari :
1.
kemusnahan dan kehilangan total roh
dari jasad.
2.
terputusnya hubungan antara roh dan
badan.
3.
terhentinya budi daya manusia secara
total.
Dalam
istilah agama, kematian di dunia bukanlah proses akhir bagi kehidupan
sebenarnya, karena kehidupan di dunia ini hanya merupakan persinggahan
sementara bagi umat manusia.
Secara umum, ada 4 fase yang telah
dan yang akan dilewati manusia dala kehidupan :
1.
fase kematian di alam substansi
2.
fase kehidupan dunia
3.
fase kematian di alam barzakh
4.
ase kehidupan di akhirat (kehidupan
sebenarnya, kekal dan abadi)
E.
KEUTAMAAN MATI
Keutamaan dan fungsi kematian sulit untuk dijawab
apabila berdasarkan atas akal. Fungsi kematian ada apabila jawabannya bersumber
dari ajaran-ajaran agama. Ajaran agama tidak memandang semata-mata sebagai
kematian fisik, tetapi berfungsi rohaniah, yaitu untuk memberikan pembalasan
kepada manusia sesuai dengan amal perbuatannya sewaktu hidup. Fungsi kematian
adalah untuk menghentikan budi-daya, prestasi dan sumbangan seluruh potensi
kemanusiaannya .
Seseorang yang berkecimpung dalam kemewahan dunia
dan tenggelam karena tertipu oleh keindahannya serta sangat mencintai
kesenangan-kesenangannya, pastilah ia lupa untuk mengingat kematian. Bahkan ia
tidak ingat sama sekali bahwa suatu ketika ia juga akan mati. Seandainya ia
diingatkan oleh orang lain, ia malahan membencinya. Golongan semacam ini telah
disebutkan Allah dalam firman-Nya:
Katakanlah:
"Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, Maka Sesungguhnya
kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah),
yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan". (QS. Al-Jumu'ah:8)
Orang yang tidak ingat bahwa dirinya akan mati, maka
ia akan menjadi orang yang celaka. Biasanya ia berbuat sewenang-wenang,
sombong, angkara murka dan lain-lain, sifat yang tidak terpuji. Berbeda dengan
orang yang selalu mengingat mati. Ia akan menjauhi sifat-sifat yang tidak terpuji.
Karena itu, mengingat mati termasuk salah satu yang terpuji dan yang paling
utama.
Banyak hadits nabi yang menganjurkan mengingat mati, di antaranya adalah:
أَكْثِرُوْا ذِكْرَ هَذَّامِ اللَّذَّاتِ (رواه الترمذي)
Banyak hadits nabi yang menganjurkan mengingat mati, di antaranya adalah:
أَكْثِرُوْا ذِكْرَ هَذَّامِ اللَّذَّاتِ (رواه الترمذي)
"Perbanyaklah
mengingat-ingat sesuatu yang melenyapkan segala macam kelezatan
(kenikmatan)" (HR. Tirmidzi)
Dengan kematian, seorang mukmin akan mendapat pahala
dan ganjaran, sebab ia bersabar dalam menerima penderitaan dan kesakitan mati.
Sebenarnya, dengan dirahasiakannya kematian itu ada
hikmah yang dapat diambil oleh manusia. Pertama, setiap saat manusia akan
selalu sadar dan yakin bahwa ia akan menjumpai kematian, dengan demikian
manusia akan bersegera melakukan amal kebaikan dan menjauhkan dari perbuatan
maksiat. karena merasa takut jika tiba-tiba ajal menjemput sementara amal
kebaikan dirasa masih sedikit. Kedua, kita merasa yakin bahwa tidak ada sebab
kematian kecuali ajal, karena sesungguhnya segala sebab kematian yang kita
perhitungkan seperti rasa sakit, ketuaan dan lain sebagainya hanyalah merupakan
sebab yang tidak hakiki. Karena, jika mati datang, ia tidak memerlukan sebab.
Katakanlah:
"Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan
kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah". tiap-tiap umat
mempunyai ajal[696]. apabila telah datang ajal mereka, Maka mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya).
BAB III
PENUTUP
Hidup adalah pertalian roh dan badan serta hubungan
interaksi antara keduanya. Arti kehidupan bagi seorang Muslim adalah sebagai
kesempatan untuk beribadah kepada Allah swt. sebagai bekal untuk menghadapi
hari kemudian (akhirat).
Mati ialah terputusnya hubungan roh dengan lahir
batin, perpisahan antara keduanya. Bagi seorang muslim, mati bukanlah akhir
segalanya. Mati lebih merupakan laksana untuk menuju kehidupan selanjutnya yang
kekal dan abadi (akhirat).
Kehidupan setelah kematian merupakan pembalasan
kepada manusia sesuai dengan amal perbuatannya sewaktu hidup di dunia. Sehingga
bagi orang yang ingat akan mati, dia akan mempersiapkan dirinya dengan banyak
beramal saleh, berlaku zuhud dalam hidupnya dan bertakwa kepada Allah.
Sebaliknya, orang yang tidak ingat bahwa dirinya akan mati, maka ia akan
menjadi orang yang celaka. Biasanya ia berbuat sewenang-wenang, sombong,
angkara murka dan lain-lain, sifat yang tidak terpuji.
Komentar
Posting Komentar